LAPORAN
ILMIAH
A.
Pengertian Umum
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita,
informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan
ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan
secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian
hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun
peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain,
laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada
orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
1) Berikut
ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah:
Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
2) Laporan
ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci,
dan ringkas.
3) Laporan
ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi
atau sesama ilmuwan.
4) Laporan
ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah
secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5) Laporan
ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat
tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
6) Laporan
ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda,
bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun,
umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan
penutup.
Suatu
karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya
berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
2. Pembahasan
masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
3. Tulisan
harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
4. Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan
Istilah (PUPI)
5. Tulisan
disusun dengan metode tertentu
6. Tulisan
disusun menurut sistem tertentu
7. Bahasanya
harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak
terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.
Jenis Laporan Ilmiah
a. Laporan
Lengkap (Monograf).
1) Menjelaskan
proses penelitian secara menyeluruh.
2) Teknik
penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu
yang bersangkutan.
3) Menjelaskan
hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
4) Menjelaskan
(juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
5) Organisasi
laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan
seterusnya,haruslah padat dan jelas).
b. Artikel Ilmiah
1) Artikel
ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2) Isi
artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang
obyektif.
3) Artikel
ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam
laporan lengkap.
c. Laporan
Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan
atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak
terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
B. Sistematika Laporan
Ilmiah Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau
buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang
akurat dan lengkap. Secara umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri
dari 3 bagian pokok, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan
merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian
dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian
pembuka tersebut digunakan. Bagian pembuka ini terdiri atas :
a. Halaman judul: judul,
maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan,
dan tahun
b. Halaman pengesahan
(jika perlu)
c. Halaman motto/semboyan
(jika perlu)
d. Halaman persembahan
(jika perlu)
e. Prakata;
f. Daftar isi;
g. Daftar tabel (jika ada)
h. Daftar grafik (jika
ada)
i. Daftar gambar (jika
ada)
j. Abstak : uraian singkat
tentang isi laporan
2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau
mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi
inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori,
metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan
secara lengkap. Bagian isi terdiri dari :
a. Bab
I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang
disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan
penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh
pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan Pendahuluan
terdiri atas :
(1) Latar
belakang
(2) Identitas
masalah
(3) Pembatasan
masalah
(4) Rumusan
masalah
(5) Tujuan
dan manfaat
b. Bab
II Kajian Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori
serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang
sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti
dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel
penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
c. Bab III Metode
c. Bab III Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan
secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode
pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.
d. Bab IV Pembahasan
d. Bab IV Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti
dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat
hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka
teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
e. Bab V Penutup
e. Bab V Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan
saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh
analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan.
Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang
telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan,
penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang
paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan
tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya
simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan
3. Bagian Penutup
a. Daftar
Pustaka
b. Daftar
Lampiran
c. Indeks
daftar istilah
C. Langkah-Langkah Membuat Laporan
Agar dapat menyusun laporan yang
baik dan efektif, perlu dipersiapkan dengan matang. Hal-hal yang perlu
dilakukan adalah seperti berikut.
1.
Menetapkan tujuan
laporan Pembuat laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang
akan membaca laporan tersebut.
2.
Menentukan Bahan
Laporan Bahan-bahan laporan yang dapat digunakan adalah:
1) surat-surat
keputusan
2) notulen
hasil rapat
3) buku-buku
pedoman
4) hasil
kegiatan
5) hasil
penelitian
6) hasil
diskusi
3. Menentukan
cara penngumpulan data Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut.
1) Membuat
petunjuk pelaksanaan bagi peneliti yang menjelaskan sasaran dan penyesuaian
kegiatan
2) Melakukan
wawancara
3) Mengumpulkan
dokumen pelaksanaan kegiatan
4) Penyusunan
daftar pengecekkan untuk melihat data yang ada dan yang tidak ada
4. Mengevaluasi Data Data
yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat suatu simpulan.
5. Membuat Kerangka
Laporan Kerangka laporan dibuat sesuai dengan sistematika laporan.
D. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi
yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian
dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui
daftar pustaka, pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan
dalam tulisan yang dibacanya sehingga dapat merujuk pada sumber asli
Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi:
nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama
penerbit.
Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut.
Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut.
1. Daftar
Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke bawah
tanpa menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.
2. Cara
penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut.
a. Penulisan
nama pengarang Nama pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga)
ditulis lebih dahulu, diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian
diikuti titik. Jika buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai
menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus
dimulai dengan judul buku.
b. Menuliskan
tahun terbit buku, diikuti tanda titik
c. Menuliskan
judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf miring, diikuti tanda
titik
d. Menuliskan
tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e. Menuliskan
nama penerbit dan diikuti tanda titik
3. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau
lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari buku yang lebih dulu terbit diikuti
buku yang terbit kemudian.
4. Bila
tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan
alfabet.
5. Jarak
antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak
antara pokok dengan pokok adalah dua spasi.
6. Baris
pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok
harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.
7. Apabila
sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama
yang dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama
penulis lainnya disingkat dkk atau dll.
E. Format Penulisan Laporan
Ukuran
dan Jenis Kertas Format penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal di
atas. Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau
penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun teknik
penulisan meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Margin
Ukuran margin terdiri atas batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan
dan batas bawah 3 cm dari pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan
gambar berada dalam margin. Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan
dua baris penuh di bawahnya, bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada
halaman berikutnya. Begitupun kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh
dipisahkan ke halaman berikutnya tetapi seluruh kata ditulis pada halaman
berikutnya.
2. Spasi
Secara umum keseluruhan tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel,
daftar pustaka, dan kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan
aturan penulisan kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan
perbedaan spasi.
3. Penomoran
Penomoran meliputi penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a. Penomoran
Halaman Halaman-halaman pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka
romawi kecil. Halaman-halaman isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak
penomoran halaman ditempatkan di tengah dan dua spasi di atas margin bawah
(bottom, center, headfooter 2,2 cm)
b. Penomoran
Bab dan Subbab Penomoran mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
(1) Tingkat
pertama dengan tanda: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
(2) Tingkat
kedua dengan tanda: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
(3) Tingkatan
ketiga dengan tanda: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
(4) Tingkatan
keempat dengan tanda: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
(5) Tingkatan
kelima dengan tanda: 1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan
seterusnya.
4. Tabel
atau Gambar
a. Tabel
Sebuah tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body.
Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya
nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua.
Judul harus padat dan dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum
dalam tabel. Judul ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali
kata hubung. Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan
sumber referensinya pada bawah tabel.
b. Gambar
Istilah gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram,
dan sebagainya. Gambar harus diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul
tidak berbeda dengan pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya
terletak pada penempatan. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
5. Bahasa
Bahasa yang dipergunakan dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan
reproduktif. Untuk ejaan dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman
Pembentukan Istilah.
6. Jenis
Kertas Jenis kertas yang dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung
pada aturan yang telah ditetapkan.
F. Ciri-Ciri Laporan Ilmiah.
1.
Pembacanya seorang atau sekumpulan orang
tertentu. Laporan dibuat atas permintaan
atau perintah. Mungkin juga laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis
untuk mendapat kritik dari ahli-ahli terkemuka. Adakalanya laporan
berbentuk buku dan ditujukan kepada pembaca umum. Jika ditujukan kepada
umum biasanya laporan berbentuk pamflet atau selebaran.
2.
Bentuk laporan yang disajikan
atas permintaan atau perintah itu biasanya berupa laporan panjang yang
terdiri atas: halaman judul, surat penyerahan, daftar isi, pendahuluan,
uraian pokok, dan sering juga lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri
atas judul pokok dan nomornomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam
surat-menyurat formal.
3.
Laporan itu bersifat sangat
objektif, maksudnya terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik
kesimpulan, kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas bukti spesifi k.
Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi, pendapat pribadi atau prasangka
harus dihindari jauh-jauh. Bila data laporan itu tak cukup atau
bertentangan satu dengan lainnya, pembaca dipersilakan untuk menyadari
bahwa konklusi dan rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.
4.
Bahasa dan nadanya formal. Kata
ganti orang harus dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan
pendapat penyaji data atau “Asal Bapak Senang” yaitu agar pembaca
terpenuhi seleranya. Seperti dalam karya tulis ilmiah, dalam laporan harus
tidak ada ungkapan pergaulan, bahasa kasar atau makian, atau susunan kata
dan ungkapan yang ceroboh.
5.
Judul, subjudul, dan sub-sub
judul, disusun dan diatur dengan perencanaan yang mantik. Dalam Kamus
Bahasa Indonesia, mantik diartikan dengan (1) cara berpikir yang hanya
mendasarkan pikiran belaka; (2) perkataan yang benar. Laporan yang
disajikan dengan baik dapat digunakan sebagai acuan.
Contoh Laporan
Ilmiah
Lingkungan
Hidup dan Pencemaran Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997,
didefenisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup. Pada dasarnya
lingkungan hidup dikenal sebagai tempat dimana semua makhluk hidup tinggal dan
melakukan kehidupannya sehari-hari.
Di saat sekarang ini masyarakat sudah tidak peduli lagi
terhadap lingkungan hidup tempat mereka tinggal. Hal ini telihat dari semakin
sedikitnya masyarakat yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. Banyak
masyarakat yang merusak lingkungan atau mengeksploitasi lingkungan secara
berlebihan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan.
Selain itu, kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaannya
juga menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Banyak polutan yang
menyebabkan lingkungan menjadi tercemar dan kotor. Hal ini juga terjadi di
lungkangan sekitar tempat tinggal penulis.
Berdasarkan kondisi dan keadaan di
lingkungan tersebut, penulis menyusun karya tulis ini agar dapat memberikan
informasi mengenai keadaan lingkungan sekitar penulis yang sudah banyak
tercemar akibat kegiatan masyarakat sekitar.
1.2 Batasan Masalah
Didalam pembuatan karya tulis ini penulis akan membahas mengenai defenisi
lingkungan hidup dan jenis – jenis zat yang mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Penulis
akan membahas mengenai beberapa masalah, yaitu :
a.
Lingkungan hidup dan perubahannya
b. Faktor
penyebab perubahan lingkungan hidup
c.
Pencemaran lingkungan hidup dan zat pencemarnya.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarka latar belakang yang menjadi alasan penulis membuat karya ilmiah
ini, penulis membuat karya ilmiah ini dengan tujuan untuk :
a.
Memberi tahukan kepada pembaca mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi di
lingkungan sekitar tempat tinggal penulis.
b. Dapat
mengajak pembaca untuk mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan dan
menyebabkan pencemaran lingkungan.
c.
Untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
1.4 Metode Penelitian
Dalam membuat karya ilmiah ini, penulis mengunakan metode studi pustaka.
Penulis mempelajari beberapa buku referensi yang sesuai dengan permasalahan
yang penulis bahas dalam karya ilmiah ini.
Penulis juga mengunakan metode
penelitian,yakni penulis meninjau lokasi tempat pencemaran yang ada di lingkungan
penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Hidup dan
Perubahannya.
Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, manusia
mempunyai peran yang sangat penting, karena pengelolaan lingkungan hidup pada
akhirnya ditujukan untuk keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi ini.
Istilah lingkungan hidup pertama kali dimunculkan oleh Ernst Haeckel pada tahun
1886, yang menunjuk kepada keseluruhan organism atau pola hebungan antar
organism dan lingkungannya. Ekologi adalah cabang dari ilmu Biologi yang
mempelajari mengenai lingkungan hidup (Ekosistem) atau planet bumi ini secara
keseluruhan. Lingkungan hidup mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu
sebagai tempat kediaman dan sebagai sumber kehidupan.
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan. Peranan ekosistem diantaranya :
a.
Pemurnian udara dan air
b. Pengurangan
kekeringan dan banjir
c.
Pembentukan dan pemeliharaan kesuburan tanah
d.
Detoksifikasi (penetralan racun) dan dekomposisi (penguraian sampah)
e.
Penyerbukan tanaman perkebunan dan vegetasi alami
f.
Penyebaran benih
g.
Siklus dan pergerakan nutrien
h.
Pengendalian mayoritas hama agrikultur potensial secara luas
i.
Pemeliharaan biodiversitas
j.
Perlindungan pantai dari erosi oleh ombak
k.
Perlindungan dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya
l.
Stabilitas iklim parsial
m. Pengendalian
cuaca yang ekstrim dan dampaknya
Pembangunan yang dilakukan saat ini bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan manusia. Pembangunan diutamakan untuk “pertumbuhan ekonomi”
yang tidak ramah lingkungan. Semuanya itu menyebabkan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup. Pengaruh terhadap lingkungan sebagai akibat pengurasan dan
pemborosan sumber daya alam serta pencemaran lingkungan di antaranya adalah :
1.
Peningkatan pencemaran limbah B3 (bahan buangan barbahaya beracun)
2.
Peningkatan hujan asam
3.
Penipisan gas O3 (lapisan ozon) di atmosfir yang merupakan pelindung
bumi dari berbagai sinar kosmis yang membahayakan kesehatan.
4.
Peningkatan gas-gas rumah kaca seperti CO2, CH4, CPC, dan
N2O
5.
Pemanasan global
6.
Punahnya hutan tropis dengan laju kepunahan 100.000 km2/tahun
7.
Degradasi keanekaragaman hayati bumi
8.
Penyusutan tanah subur dan peningkatan tanah kritis
9.
Krisis air bersih
Dengan kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan
baik sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan hidup
generasi saat ini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
hidup generasi yang akan datang. Saat ini, telah dikembangkan berbagai macam
cara untuk melestarikan lingkungan hidup. Seperti pengolahan sampah dan
pemakaian sumber energi alternatif.
B. Faktor penyebab perubahan
lingkungan hidup.
1. Perubahan
lingkungan akibat aktivitas manusia.
a.
Pencemaran lingkungan
b.
Penebangan hutan
c.
Pembangunan
d.
Penggunaan pestisida
2. Perubahan
lingkungan akibat faktor alam
a.
Banjir
b.
Gempa bumi
c.
Gunung meletus
C. Pencemaran Lingkungan
Hidup
1. Pencemaran
Dalam UU no. 4/1992 diperbarui dengan UU no. 23/997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup didefenisikan sebagai masuknya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan turun
sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Dengan demikian bahan yang
diintroduksi ke lingkungan adalah pencemar atau polutan.
2. Jenis – Jenis Pencemaran.
a)
Pencemaran Udara
Udara di alam tidak pernah benar-benar bebas pencemar sama sekali karena
berbagai kegiatan alami seperti kegiatan vulkanik, pembusukan sampah, dan
pembakaran hutan menghasilkan gas SO2, H2S, dan CO sebagai produk
sampingnya. Di samping itu partikel bisa tersebar melalui angin dan kegiatan
vulkanik. Kegiatan lain yang dapat meningkatkkan pencemar di udara adalah
kegiatan manusia. Sumber pencemar udara primer adalah CO, Nox, Hidrokarbon
(HC), Sox, dan partikel. Sumber utama pencemar udara berasal dari
transportasi yang menyumbang hampir 60% CO dan 15% HC.
Polutan
pencemaran udara yaitu :
1. Karbon Dioksida (CO2).
Karbon
dioksida dihasilkan dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau
batubara), pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, dan pembusukan.
2. Sulfur Dioksida (SO2) dan
Nitrogen Monoksida (NO).
Berasal
dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas
buangan kendaraan.
3. Karbon Monoksida (CO).
Berasal
dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan
kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, CO juga bisa
berasal dari pembakaran sampah dan industri.
4. Kloro fluoro karbon (CFC).
Berasal
dari pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot
aerosol.
5. Dioksin.
Dioksin
terdiri dari 210 senyawa yang termasuk golongan polychlorinated
dibenzo-p-dioksin (PCDD) dan polychlorinated dibenzofuran (PCDF). Dioksin
bersifat karsinogenik (bahan yang diduga penyebab kanker) kuat dan menyebabkan
perubahan system hormon, pertumbuhan abnormal, mengganggu janin, menurunkan
kapasitas reproduksi, dan penghambatan system kekebalan tubuh.
Sumber
dioksin adalah pembakaran bahan bakar biomassa, limbah pertanian, dan sampah.
Pembentukan dioksin terjadi saat pembakaran bahan yang mengandung khlor seperti
limbah tumbuhan, banyak jenis kertas, dan berbagai jenis plastic, juga bensin
bertimbal yang mengandung khlor. Penyebaran dioksin dapat melalui udara
lalu mengendap di permukaan tanah, bangunan, air, daun, dan lain-lain.
6. Nitrogen Oksida(NO).
Sumber
NO terbanyak dilepaskan dari hasil kegiatan bakteri dalam bentuk NO namun tidak
menyebabkan masalah karena tersebar secara merata. Sumber lain yang bermasalah
yaitu yang berasal dari kegiatan manusia seperti pembakaran arang, minyak gas
alam dan bensin/transportasi karena dapat menumpuk di suatu lokasi tertentu
dalam jumlah yang cukup besar. gas NO dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman,
seperti munculnya bintik pada daun, nekrosis, sampai menghambat kecepatan pada
fotosintesis. Selain itu, NO dapat menyebabkan paralisis system saraf pada
hewan.
7. Hidrokarbon (HC) dan Oksidan
Fotokimia.
Hidrokarbon
dihasilkan dari kegiatan manusia dengan sumber utama transportasi (sekitar
50%), pembakaran gas, minyak, arang an kayu, proses industri, pembuangan
sampah, kebakaran hutan dan sebagainya. Bahaya polutan HC berasal dari hasil
reaksi fotokimia yang melibatkan sinar matahari dan siklus fotolitik NO. dampak
HC dan oksida fotokimia terhadap tumbuhan beragam seperti nekrosis, daun muda
rusak, menghambat pertumbuhan, dan bagian-bagian bunga mati. Sedangkan dampak
terhadap manusia meliputi iritasi mukosa dan mata, gangguan sistem pernapasan
serta hilangnya koordinasi tubuh.
8. Timbal (Pb).
Gas
Pb dihasilkan dari pembakaran zat aditif bensin. Sumber lain partikel Pb adalah
pabrik alkil Pb dan Pb oksida dan pembakaran arang.
9.
Sulfur Oksida (SO).
Berasal
dari aktifitas vulkanik an aktifitas manusia seperti pembakaran arang, minyak,
dan gas. Sumber lainnya yaitu proses industri seperti pemurnian petroleum,
industry H2SO4, dan peleburan baja. dampak sulfur
terhadap tanaman menyebabkan warna daun memucat, kering, dan mati sedangkan
dampak kronis menyebabkan daun kuning karena pembentukan klorofil terhalang.
Pengaruh terhadap manusia menyebabkan iritasi pada sistem respirasi dan
merupakan polutan yang berbahaya untuk orang tua dan penderita kronis system
pernapasan dan kardiovaskuler.
10. Partikel.
Polutan
jenis ini berada di udara dalam jumlah cukup tinggi terutama di kota. Sumbernya
berasal dari kegiatan vulksnik sedangkan sumber utama dari kegiatan manusia
berasal dari pembakaran diikuti industri seperti peleburan baja. Partikel
mengganggu proses fotosintesis karena kerak yang terbentuk dari campuran
partikel dan uap air di daun yang tidak tercuci dengan air hujan.
11. Pengaruh rumah kaca.
Rumah
kaca dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, yaitu naiknya suhu bumi
akibat meningkatnya gas rumah kaca dan menyebabkan kandungan energi meningkat
mendorong terjadinya perubahan iklim antara lain frekuensi dan intensitas badai
dan peristiwa ekstrim lainnya.
b)
Pencemaran Air
Sumber
pencemaran air meliputi sebagai berikut :
1.
Padatan
Polutan
dalam bentuk padatan terbagi ke dalam padatan terendapkan (sedimen),
tersuspensi, dan koloid,terlarut, lemak, dan minyak. Sedimen adalah padatan
yang langsung mengendap jika air didiamkan beberapa saat karena ukurannya
relatif besar. sedimen merupakan padatan yang umum ditemukan dalam air
permukaan akibat erosi. Padatan menyebabkan air sungai menjadi keruh, tidak
terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung kecuali ada gangguan kesetimbangan
menyebabkan terjadinya penggumpalan dan pengendapan.
2.
Limbah Pertanian.
Kegiatan
pengolahan tanah (menyebabkan sedimentasi), pemupukan, dan pemberantasan hama
merupakan kegiatan yang menjadi sumber terlepasnya limbah pertanian ke perairan
karena biasanya tidak semua pupuk dan pestisida yang terpakai. Pupuk yang kaya
unsure hara akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi dan kerusakan ekosistem.
Beberapa polutan yang biasa dipakai pada pertanian :
a. Obat insektisida, bisa mematikan
biota air.
b. Pupuk, menyebabkan eutrofikasi,
yakni suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong
terjadinya kehidupan organism anaerob.
3.
Limbah Rumah Tangga.
a. Bahan organik, menyebabkan biota air
mati.
b. Bahan anorganik, menyebabkan banjir.
c. Bahan biologis, menyebabkan
timbulnya penyakit.
4.
Limbah Industri.
Limbah
industri meliputi bahan organik dan bahan anorganik.
5.
Mikroorganisme
Mikroorganisme
di dalam air berasal dari udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman/hewan hidup dan
mati, serta bahan organik lainnya. Lama tidaknya mikroorganisme di dalam air
tergantung kecocokan kondisi air dengan syarat hidupnya. Air bisa menjadi media
bagi penyebaran penyakit patogen yang berbahaya. Jumlah dan jenis
mikroorganisme tergantung pada sumbeer air, komponen nutrient dalam air, bahan
toksik, organism air, dan factor fisik.
6.
Logam Berat.
Logam
berat yang sering menjadi polutan di perairan adalah Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan
Ni. Merkuri secara alami banyak ditemukan dalam bentuk tergabung dengan bahan
lain dan tersebar di karang, tanah, udara, dan air serta organism melalui
proses fisik, kimia, dan biologi yang kompleks.
7.
Penangkapan Ikan dengan Menggunakan racun.
Penangkapan
ikan dengan menggunakan bahan beracun (seperti potassium), selain dapat
mencemari air, juga bisa membunuh anakan ikan atau bibit ikan yang masih kecil,
dan organism lainnya yang berada di lingkungan air tersebut.
c)
Pencemaran Tanah.
Jenis
polutan tanah yaitu :
1. Senyawa Xenobiotik Organik.
Senyawa ini ditemukan dalam tanah dan beberapa diketahui bersifat karsinogenik
(penyebab kanker), teragenik, dan atau mutagenic(penyebab mutasi). Senyawa ini
masuk kedalam lingkungan alami secara langsung dari penggunaan pestisida atau
kebocoran karena kecelakaan atau secara tidak langsung melalui pembuangan
limbah yang tidak tepat menghasilkan polusi dalam bentuk emisi gas, kontaminasi
air larian, atau cairan yang dihasilkan dari pengomposan.
2. Nitrat dan
Fosfat.
Nitrat dan fosfat dibuang ke perairan dalam bentuk limbah
rumah tangga, limbah industri, air larian dari kota dan desa, dan limbah
pertanian. Dampak yang mungkin terjadi akibat adanya nitrogen dalam tanah
adalah kondisi terlewat subur, pencemaran pada sumber air minum yang berpotensi
menyebabkan kanker.
3. Sulfur dan Nitrogen Oksida.
4. Logam.
Biotransfer logam toksik dari tanah yang terkontaminasi
terhadap tumbuhan yang akhirnya dikonsumsi manusia dan hewan domestik lainnya.
Logam bisa berada dalam bentuk bagian dari mineral tanah, senyawa yang terndapkan,
diserap dalam pertukaran organik dan anorganik pada permukaan, organic terlarut
dalam larutan tanah, dan dalam tubuh biota.
5. Pencemar lainnya.
Sumber
pencemar tanah lainnya adalah feses, menyebabkan penyakit cacing meningkat.
Pencemar tanah yang lainnya adalah timbale (Pb) dari bensin sehingga
transportasi menjadi sumber pencemar terpenting.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal kita sudah
banyak tercemar oleh kegiatan masyarakat sehari-hari.
Lingkungan hidup adalah tempat tinggal
semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Saat ini terjadi
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh :
a. Aktivitas manusia
b. perubahan kondisi alam.
Di lingkungan tempat tinggal penulis dan juga lingkungan sekolah penulis banyak
terjadi pencemaran lingkungan. Kebanyakan akibat pembuangan sampah secara
sembarangan oleh masyarakat. Pencemaran yang terjadi yaitu pencemaran tanah,
pencemaran air, dan pencemaran udara.
Adapun bahan – bahan yang banyak mencemari lingkungan di antaranya :
1. Sampah dari kegiatan rumah tangga.
2. Limbah Industri yang tidak di olah sebelum dibuang.
3. Limbah pertanian akibat pemakaian yang tidak sesuai aturan.
3.2 Saran
Setelah mengetahui kondisi lingkungan
sekitar tempat tinggal penulis, hendaknya pembaca yang juga tinggal di
lingkungan yang sama dengan penulis tergerak hatinya untuk melestarikan
lingkungan dan tidak membuang sampah secara sembarangan. Karena lingkungan ini adalah
lingkungan kita yang penting untuk dijaga kelestariannya untuk meningkatkan
kualitas hidup kita.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar